Dalil-dalil dan hadist
ilmu ladunni tasawuf/hakekat Rahasia bathin
Muqaddimah
segala pujian bagi
allah swt,yang telah melimpahi hambanya dengan rahasia rahasia indah,dan
memenuhi hati hambanya dengan cahanya agama .dialah yang mencurahkan limpahan
kasih dan rahmatnya.
Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad saw
Rasul pilihan,begitupun atas keluarga dan para sahabat beliau yang dirahmati
allah.
Firman Allah swt
Artinya :serulah (manusia
) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka cara yang baik .sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang orang yang mendapat petunjuk (Q.A.125.S.16)
Wahai Saudara saudaraku
yang beriman !
Dengarlah serta taatilah
seruan seruan Tuhanmu ini dengan penuh jiwa dan ragamu.
1.Wahai hamba ! Engkau
tiada memiliki sesuatupun kecuali apa yang aku kehendaki untuk menjadi
milikmu.Tiada juga engkau memiliki dirimu,karna akulah maha penciptanya,Tiada
pula engkau memiliki jazadmu,maka akulah yang membentuknya,hanya dengan
pertolonganku engkau dapat berdiri dan dengan “kalimatku” engkau datang kedunia
ini.
2.Wahai hamba ! Katakanlah Tiada Tuhan melainkan allah
,kemudian tegaklah berdiri di jalan yang benar,maka tiada tuhan melainkan
Aku,dan tiada pula wujud yang sebenarnya wujud, kecuali untukku dan segala yang
selain dari padaku adalah dari buatan tanganku dan dari tiupan rohku.
3.Wahai hamba !segala sesuatu adalah kepunyaanku dan bagiku
adalah untukku,jangan sekali kali engkau merebut apa yang menjadi
kepunyaanku,kembalikanlah segala sesuatu itu kepadaku,niscaya akan kubuahkan
pengembalianku dengan tanganku, dan kutambah denganya dengan kemurahanku,serahkanlah
segala sesuatu kepadaku,niscaya kuselamatkan engkau dari segala
sesuatu.Ketahuilah Hambaku yaang terpercaya adalah yang mengembalikan segala
yang selainku kepadaku
4.Hai Hamba ! Maka telitilah Dirimu setelah engkau
menpercayaiku,sudahkah engkau mengembalikan segala sesuatu itu kepadaku
sudahkah engkau memenuhi perjanjian yang telah engkau buat denganku ?
5.Hai Hamba kuciptakan
segala sesuatu itu untukmu,maka bagaimana aku akan rela kalau engkau
peruntukkan dirimu bagi sesuatu itu.
6.Hai Hamba ! Aku tidak rela engkau peruntukkan dirimu bagi
sesuatu,Walau harapanmu syurga sekalipun,karena aku ciptakan engkau hanya
untukku,supaya engkau berada disisiku disisi yang tiada sisi,dan dimana yang
tiada mana,Dan aku ciptakan engkau atas pola gambaranku seorang
diri(Tunggal).Mendengar,melihat dan berkemauan berbicara,dan aku jadikan engkau
menpunyai kemanpuan untuk tajallinya ,nama namaku dan tempat untuk
pemeliharaanku,engkau adalah sasaran pandanganku,tiada dinding penghalang
memisahkan antaraku dan antaramu,engkau duduk semajelis denganku,maka tiada
pembatas antaraku dan antaramu.
7.Hai hamba !Tiada antaraku dan antaramu antara.aku lebih
dekat kepadamu daripada dirimu sendiri,aku lebih dekat kepadamu dari pada
ucapan lisanmu maka pangdanglah aku karna aku senang memangdang kepadamu.
Wahai saudara
saudaraku yang dirahmati allah marilah berserah diri kepada allah swt
sepenuhnya lahir bathin,demi untuk karenanya semata mata.kitab ini dengan dalil
dan hadist,ini semata mata orang yang khusus mengandung ilmu haital ma’num
sebab dalam rahasia kandungannya,dan cari bimbingan untuk mempelajarinya kepada
ahlinya jika sesuatu yang tidak dimengerti,
Semoga kerahmatan yang mengamalkan kitab hakekat rahasia
ini dan memperoleh inayah serta Bimbingan Allah swt .Amin yaa rabbal
alamin.
B A R R U
Penulis
Saifuddin ibnu abd hafid aliah ibnu
kh djamaluddin aliah(kali barru)
Bismillahirrahmani rrahim
Segala puji bagi allah atas segala limpahan rahmatnya
yang tercurahkan kepada nabiyullah muhammad saw,dan sholawat dan salam
kepada jungjungan baginda rasulullah saw beserta keluarga beliau dan para
sahabat sahabatnya. Sebelum membaca dalam kitab ini,
mari luruskan dahulu yaqin kita kepada Allah….
A.Sabda
rasulullah:
Bahwa
Makhluq ini tidak kuasa, tapi Allah yang maha kuasa!
Belajar
(menuntut ilmu) diwajibkan untuk semua muslimin dan muslimat (al-hadits).
Tapi Hakikatnya ilmu dtang dari
Allah bukan dari Belajar. Begitu pula rezeki datang bukan dari kerja kita.!
Kita Belajar karena perintah Allah
dan Sunnah Nabi.
Jika Allah kehendaki, dengan belajar – Allah berikan ilmu
Jika Allah
kehendaki, dengan belajar – tapi Allah tidak berikan ilmu
Jika Allah
kehendaki, tanpa belajar pun – Allah berikan ilmu
Laailaha illallah
Belajar itu makhluq,
Allah yang kuasa
Ilmu laduni /ilmu mauhub merupakan salah satu ilmu yang
harus dimilki oleh orang yang ingin menjadi ahli tafsir alqur’an. Disamping
harus mengusai 14 cabang ilmu lainnya seperti ilmu lughah, nahwu, saraf,
balaghah, isytiqoqo, ilmu alma’ani, badi’, bayan, fiqh, aqidah, asbabunuzul,
nasikh mansukh, ilmu qiraat, ilmu hadits, usul fiqah ( hukum-hukum furu’) dan
ilmu mauhub ( fadhilah alqur’an, syaikh maulana zakariyya).
Ilmu ini adalah karunia khusus dari Allah swt.
Hadits-hadits tentang
ilmu mauhub/laduni
1.
Hadits Bukhari -Muslim :
“Dahulu ada beberapa orang dari umat-umat sebelum kamu yang
diberi ilham. Kalaulah ada satu orang dari umatku yang diberi ilham pastilah
orang itu Umar.”(Muttafaqun
‘alaihi)
2. sabda
rasulullah:
hati hati firasat
orang mukmin karna ia melihat cahaya allah(H.R.At Tirmidzi)
dalam kategori hadist diatas
menandakan adanya untuk pembelajaran atas hamba atas ilmu allah yang mana hanya
bisa di capai dengan mata hati(kalbu) demikian itu hanya bisa dilakukan dengan
ilmu hikmah kebathinan dengan bertafakkur dengan rahasia hati..
3.
Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib Ra:
“Ilmu batin
merupakan salah satu rahasia Allah ‘Azza wa Jalla, dan salah satu
darihukum-hukum-Nya yang Allah masukkan kedalam hati hamba-hamba-Nya yang
dikehendaki-Nya”..
hadist diatas menandakan Rahasia
allah azza wajalla dalam diri setiap hambanya dan olehnya itu rahasia itu akan
kita ketahui dengan pengetahuan allah atas hambanya sehingga kita sebagai hamba
dapat mengetahui hakekat kebenaran yang nyata..
4.
Hadits riwayat Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam kitab Al-Hilyah :
Nabi Muhammad Saw. bersabda yang
maksudnya : “Barangsiapa mengikhlashkan dirinya
kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari maka akan zhahir sumber-sumber
hikmah daripada hati melalui lidahnya”. (HR.
Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah).ini diberikan sesuatu ilmu allah
dengan hikmah/bathin rahasia melalui dari lidahnya/apakah itu melalui
munajat,dzikrullah,atau amalan..
5.
Hadits riwayat Imam Ahmad Dalam kitab al-hikam
Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu Yang Ia Ketahui MakaAllah Akan Memberikan Kepadanya
Ilmu Yang Belum Ia Ketahui”.
Imam Ahmad bin Hanbal ra. Bertemu
dengan Ahmad bin Abi Hawari, maka Ahmad bin Hanbal ra. “Ceritakanlah
kepada kami apa-apa yang pernah kau dapati dari gurumu Abu Sulaiman ra. “.
Jawab Ibnu Hawari : “Bacalah subhanallah tanpa kekaguman”.Setelah dibaca oleh
Ahmad bin Hanbal ra. : “Subhanallah” Maka berkata Abil Hawari ra. : “Aku
telah mendengar bahwa Abu Sulaiman berkata : “ Apabila jiwa manusia benar-benar
berjanji akan meninggalkan semua dosa, nescaya akan terbang kea lam malakut (di
langit), kemudian kembali membawa berbagai ilmu hikmah tanpa berhajat pada
guru”. Imam Ahmad Bin Hanbal ra. Setelah mendengar keterangan itu
langsung ia bangkit bangun/berdiri dan duduk ditempatnya berulang tiga kali,
lalu berkata : “Belum pernah aku mendengar
keterangan serupa ini sejak aku masuk islam”. Ia sungguh puas dan sangat gembira menerima keterangan itu, kemudian
ia membaca hadits tadi.
(Tarjamah Kitab Alhikam Syaikh Ibnu
Athoillah, H Salim Bahreisy, Victory Agencie, Kuala Lumpur, 2001, pp 33-34.,
Hadits ini juga tertulis di Fadhilah alqu’an penjelasan hadith ke 18, hal 25-27,
Syaikh Maulana Zakariyya, era ilmu kuala lumpur)
6. Dalam hadits majmu (Himpunan) hadist
qudsy
Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad
Saw.), yang jika Aku murah
hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri,
mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan hati)
dan ‘ilm [1].” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa
hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari
hilmKu dan ‘ilmKu.”
7.
Dalam hadits qudsy (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd
al-Hakam wafat 257 H).
Allah mewahyukan kepada Isa As.
untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para
muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya,
tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya
tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa
As. berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa
yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah
berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa
berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus
Perkara ini telah dijelaskan oleh sayyidina ‘ali ra. saat beliau menjawab
pertanyaan orang ramai, “apakah beliau telah mendapatkan ilmu khusus atau
wasiat khusus dari Rasulullah saw. yang hanya diberikan kepada beliau dan tidak
kepada orang lain?”
Hazrat ‘ali ra.
menjawab :” Demi Tuhan yang telah menciptakan surga dan jiwa-jiwa, aku tidak
pernah mendapat apa-apa selain daripada ilmu yang Allah berikan kepada
seseorang untuk memahami alqur’an!”
ibnu abi dunya rah. berkata bahwa pengetahuan daripada Al-quran dan apa-apa
yang didapati daripada alqur’an begitu luas daripada alqur’an. Seorang pentafsir
harus mengetahui 15 cabang ilmu yg disebutkan diatas. Tafsiran orang yang
tidak mahir dalam ilmu-ilmu ini adalah termasuk tafsiran bil-rakyi (tafsir
menurut fikiran sendiri) yang hal ini DILARANG OLEH SYARA’. Para sahabat ra. mendapat ilmu bahasa arab secara tabii
dan ilmu-ilmu lain mereka dapati langsung dari ilmu kenabian (nabi SAW).
Nabi SAW bersabda :” Barang siapa yang berfatwa dalam
masalah agama, tanpa ada ilmu maka baginya laknat Allah, malaikat dan manusia
seluruhnya ” (HR. Imam suyuti).
.A.
Kata laduni mereka petik dari ayat Allah yang berbunyi:
وَعَلَمَّنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
“Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu”. (Al Kahfi: 65)
Mereka memahami dari ayat ini adanya ilmu laduni sebagaimana yang Allah anugerahkan ilmu tersebut kepada Nabi Khidhir. Diyakini pula bahwa Nabi Khidhir hidup sampai sekarang dan membuka majlis-majlis ta’lim bagi orang-orang khusus (ma’rifat).kita lihat beberapa rahasia allah yg dilakukan nabi khidir as sebelum terjadi dikala membunuh anak kecil,membocorkan kapal, dan dikala itu nabi musa as tak bisa menahan dengan kesabarannya,jadi nabi musa as tidak bisa mengikuti nabi khidir as..dan kita tau ini juga bukan jamannya nabi khidir as belajar dengan jaman nabi musa as...jadi di era umat nabi muhammad saw ,,mengapa tidak kita tk belajar pada nabi khidir as atas rahasia allah yang dikhususkan olehnya..
وَعَلَمَّنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
“Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu”. (Al Kahfi: 65)
Mereka memahami dari ayat ini adanya ilmu laduni sebagaimana yang Allah anugerahkan ilmu tersebut kepada Nabi Khidhir. Diyakini pula bahwa Nabi Khidhir hidup sampai sekarang dan membuka majlis-majlis ta’lim bagi orang-orang khusus (ma’rifat).kita lihat beberapa rahasia allah yg dilakukan nabi khidir as sebelum terjadi dikala membunuh anak kecil,membocorkan kapal, dan dikala itu nabi musa as tak bisa menahan dengan kesabarannya,jadi nabi musa as tidak bisa mengikuti nabi khidir as..dan kita tau ini juga bukan jamannya nabi khidir as belajar dengan jaman nabi musa as...jadi di era umat nabi muhammad saw ,,mengapa tidak kita tk belajar pada nabi khidir as atas rahasia allah yang dikhususkan olehnya..
Jadi Ilmu laduni =
ilmu dari Allah asbab hasil amal...karena Allah telah tunjukan cara mendapatkannya pada kita.
C. Cara mendapatkan ilmu dari Allah Swt.
ilmu laduni dan cara/jalan untuk mendapatkannya didalam ALQUR’AN DAN HADITS :
1. Belajar
Termasuk bertanya dengan para ulama.
Hendaknya belajar dengan guru mursyid yang menjaga dzikir dan sunnah Nabi
Muhammad SAW.
An-Nahl (16) : 43
An-Nahl (16) : 43
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ
إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ
لاَ تَعْلَمُونَ
16.43. Dan Kami tidak mengutus
sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka;
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (ulama yang menjaga
dzikir/mursyid) jika kamu tidak mengetahui,
2. TAKUT KEPADA
ALLAH
kitab alhikam, syaikh ibnu athoillah alasykandary (kepala madrasah
alazhar-asyarif abad 7 hijriah) menyebutkan nukilan ayat dari alqur’anulkarim :
“wataqullaha wayu’alimukumullah” (Qs. Al baqarah ayat
282)
artinya : “Takutlah kepada Allah
niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs.
Al baqarah ayat 282)
Sifat takut/tunduk/patuh hanya kepada Allah, sangatlah mulia. Bukan saja
ilmu laduni yang Allah beri tapi Allah akan tundukan semua makhluq padanya
bahkan para malaikatpun akan berkhidmad dan senantiasa membantunya (atas izin
Allah), sebagai mana maksud dari haidts nabi SAW :
Nabi saw bersbda : “man khofa minallahi khofahu kulla syai waman khofa
ghoirallah khofa min kulli syai”
artinya : “Barang siapa yang
takutnya hanya kpd Allah maka Smua makhuq akan takut/tunduk padanya.
Barangsiapa takut/tunduknya kpd selain Allah maka semua makhluq akan (menjadi
asbab) ketakutan baginya “
Lihatlah kisah-kisah salafushalih kita, bagaimana pasukan dakwah sahabat
berjalan diatas air melintasi sungai tigris irak, pasukan dakwah sahabat yang
berjalan melintasi laut merah, mu’adz bin jabal ra shalat 2 rekaat maka gunung
batu yang besar terbelah dua-membuka jalan untuknya, para sahabat terkemuka
boleh mendengarkan dzikir benda-benda mati (roti dan mangkuk) .
Abu dzar alghifary ra. atas perintah khalifah umar ra., beliau ditugaskan
utk memasukan kembali lahar gunung berapi yang sudah keluar dari kawahnya. maka
atas izin Allah, lahar panas tsb masuk kembali ke kawah gunung tsb
(hayatushabat).
Abdullah
atthoyar ra. boleh terbang seprti malaikat yang punya sayap, maka ketika
ditanya oleh rasulullah, apa yang menjadi asbab Allah berikan karomah tersebut,
maka beliau menjawab ” saya pun tidak tahu, tapi mungkin karena aku dari
sebelum saya masuk islam sampai sekarng pun saya tidak pernah minum khamr,
…dst”.
3. MENGAMALKAN ILMU
YANG DIKETAHUI
sebuah hadits menyebutkan bahwa nabi muhammad saw bersabda :
“man ‘amila bimaa ‘alima
waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”
Artinya : Nabi
SAW bersabda :” BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU
YANG IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG
BELUM IA KETAHUI”
4. TIDAK MENCINTAI
DUNIA
‘alammah suyuti rah. berkata :“kamu
menganggap bahwa ilmu mauhub adalah diluar kemampuan manusia. Namun hakikatnya
bukanlah demikian, bahkan cara untuk menghasilkan ilmu ini adalah dengan
beberapa asbab. Melalui ini Allah swt. telah menjanjikan ilmu tersebut.
Asbab-asbab itu adalah seperti : beramal dengan ilmu yang
diketahui, tidak mencintai dunia dan lain-lain….”
Sebagaimana
dalam sebuah hadits, bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya :“Barang
siapa yang zuhud pada dunia (tidak cinta dunia), maka akan Allah berikan
kepadanya ilmu tanpa Belajar” (Fadhilatushaqat).
5. Berdoa
Semua itu datang bagi Allah, maka Rasulullah mencontohkan kepada kita agar
senantiasa berdoa agar diberikan ilmu dan hidayah dari Allah swt. Sebagaimana
dalam al-qur’an disebutkan :
“Wa qul rabbi zidnii ilma“
Artinya : Allah Swt. Berfirman : “Katakanlah
(hai Muhammad Saw.) Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (QS
Thaha [10] ayat 113)
Untuk menumbuhkan rasa takut pada Allah dengan dzikir
Untuk menumbuhkan zuhud pada Allah dengan mujahadah
Sedangkan Doa akan diterima jika kita ikhlash…..
Untuk itu kita
harus belajar dan dibimbing oleh guru-guru yang mursyid.
6. Berdakwah
ika kita berdakwah (amr bil ma’ruf
wa nahya ‘anil munkar) atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran
maka Allah akan berikan kepada kita ‘ilm wa hilm (’ilmu dan kelembutan hati)
langsung dari qudrat Allah swt. Sebagaimana Dalam surat al-‘ankabut ayat
terakhir :
“Dan
orang-orang yang berjuang di jalan kami (berjihad dan mendakwahkan agama) maka
akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah
bersama orang-orang yang ihsan (muhsinin) (QS
Al’ankabut [69] ayat 69).
Lafadz “ subulana” atau “jalan-jalan kami” bermakna
juga “jalan-jalan petunjuk dari Allah” atau “jalan-jalan hidayah (ilmu-ilmu
islam yang haq)”.
Sebagaimana juga dalam hadits qudsi
(kurang lebih maknanya) tatkala Allah menceritakan keutamaan umat akhir zaman
kepada Nabi isa as.,
Dari Abu Darda Ra. berkata : “Aku
mendengar Rasulullah Saw. Bersabada, “Sesungguhnya Allah Swt berfirman kepada
Isa As. : “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad
Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid,
dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai
hilm (kemurahan/kemurahan hati) dan ‘ilm (ilmu) .” Isa bertanya: “Bagaimana
mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah
menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmu-Ku.”
[HR. Hakim. Katanya Hadits ini shahihmenurut syarat Bukhary, tetapi ia tidak
meriwayatkannya, sedangkan adzahaby menyepakatinya". I/348]
Keterangan :
Hadits ini juga terdapat pada Muntakhab hadits SyaikhulHadits Maulana Yusuf,
Hadits No. 27, Bab ikhlash dan Juga terdapat pada kitab Ucapan Nabi Isa
as dalam kisah-kisah literature umat islam, Tarif Khalidi.
Mengenai kisah dakwah kaum
hawariyyin (pengikut Nabi Isa as.) :
-
Allah mewahyukan kepada Isa As. untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di
dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah
yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan
untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa
dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa berkata: “Ya
Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi
mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku
akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa
bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus. (Kitab Futuh Mishr wa
Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam wafat 257 H).
ilmu laduniadalah karunia
khusus/khas bagi hambanya, terlebih bagi mereka yang telah ma’rifat. Orang yang
telah ma’rifat akan mendapatkan segala-galanya karena tidak ada keinginan dunia
dalam hatinya.
Nabi SAW bersabda : “man wajadallah wajada kulla syai, man faqadallah faqada kulla
syai”
artinya : Barang siapa kenal kepada Allah
maka ia akan mendapatkan segala-galanya
Barang siapa yang kehilangan Allah (tidak kenal Allah) maka ia
kehilangan segala-galanya.”
Dalam kitab kimiyai saadat, bahwa
ada tiga jenis manusia yang tiadak akan bisa memahami alqur’an :
- Pertama : Seorang yang tidak memahami bahasa arab
-Kedua : Orang yang berkekalan
dengan dosa-dosa besar dan bid’ah. Ini karena dosa dan amalan bid’ah itu akan
menghitamkan hatinya yg menyebabkan dia tidak mampu memahami alqur’an.
_ketiga : Orang yang yakin hanya
terhadap makna-makna dhahir saja dalam hal-hal aqidah (mengambil makna dhohir
dari ayat/hadits mutasyabihat, aqidahnya bermasalah: mu’tazillah, mujasimmah
dsb). Perasaanya tidak dapat menerima
apabila dia membaca ayat alqu’an yang bertentangan dengan keyakinannya itu.
Orang yang demikian tidak akan bisa memahami alqur’an.
“Ya
Allah Peliharalah kami daripada mereka!”
Rujukan
:
Al hikam, ibnu athoillah
alasykanadary
Buletin Islam Al Ilmu Edisi
31/II/I/1425. (Buletin sesat wahaby)
Fadhilah alqur’an penjelasan hadith
ke 18, hal 25-27, Syaikh Maulana Zakariyya
Lampiran
Hadits-hadits Pendukung:
1.
Nasihat imam syafei :
Dar al-Jil Diwan (Beirut 1974) p.34
Dar al-Kutub al-`Ilmiyya (Beirut
1986)
Artinya :
فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و
حـــق الله إيـــاك أنــــصح
فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى *
وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih
dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.
Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan
nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu
menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa. Sedangkan
orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka
bagaimana bisa dia menjadi baik?
[Diwan Al-Imam
Asy-Syafi'i, hal. 47]
sayang bait
dari diwan ini telah dihilangkan oleh wahaby laknatullah dalam kitab diwan
safei yg dicetak oleh percetakan wahaby…..
2. Nashihat IMAM
MALIK RA:
و من تصوف و لم يتفقه فقد تزندق
من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق
و من جمع بينهما فقد تخقق
من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق
و من جمع بينهما فقد تخقق
“ dia yang sedang Tasawwuf tanpa mempelajari
fikih rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan
Tasawwuf rusaklah dia . hanya dia siapa memadukan keduannya terjamin benar .
Hikmah kisah Hassan
basri rah. dan Rabi’atul-Adawiyyah rah.
Hassan Basri rah. berkata dengan niat hendak menunjukkan keramatnya kepada
orang lain yang ia dapat menguasai air (seperti Nabi Isa a.s. boleh berjalan di
atas air). Rabi’atul-Adawiyyah berkata,
“Hassan, buangkanlah perkara yang sia-sia itu. Jika kamu hendak benar memisahkan
diri dari perhimpunan Aulia’ Allah, maka kenapa kita tidak terbang sahaja dan
berbincang di udara?” Rabi’atul-adawiyyah berkata bergini kerana beliau ada
kuasa berbuat demikian tetapi Hassan tidak ada berkuasa seperti itu. Hassan
meminta maaf. Rabi’atul-Adawiyyah berkata,“Ketahuilah bahawa apa yang kamu boleh buat, ikan pun boleh buat
dan jika aku boleh terbang, lalat pun boleh terbang. Buatlah suatu yang lebih
dari perkara yang luarbiasa itu. Carilah ianya dalam ketaatan dan
sopan-santun terhadap Allah.”
_____________
An-Nahl (16) : 43
An-Nahl (16) : 43
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ
إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ
لاَ تَعْلَمُونَ
16.43. Dan Kami tidak mengutus
sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka;
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan (yang menjaga
dzikir/mursyid/ahludzikir) jika kamu tidak mengetahui,
oleh :
saifuddin bin abd hafid aliah bin kali barru
Catatan
: untuk mempelajari ilmu allah ladunny Maka Belajar secara syareat dan
bertarikat dulu baru Anda Belajar Mati Yaitu sabda Nabi Muhammad : Matikanlah
Dirimu sebelum Engkau Di Matikan”artinya Matikanlah Akalmu Untuk Mencapai
hakekatnya Dengan NurCahanya(ilmunya),Hanya Hati Yang terbuka Dipalu Dengan
LailahaIllah terbukalah Dari Dingding Hijab Untuk Mencapai Hakikat Diri Melihat
Aku Dari Cahanya Nurullah’(ilmunya/ciptaannya)Cahaya Di atas Cahaya’....bukan
Akal Dzahir Yang Mencari Tapi Bathin Kerohanian dengan melemahkan
Otak/mematikan,dan dikumpulkan satu titik”ingatlah jika akal untuk pencapain
Untuk Yang hakikat Maka Banyak ulama Atau Hamba2 Yang salah sehingga Otaknya
Terganggu Gila atau lupa ingatan alias Rusak Otak Karna Pemaksaan Berpikir
Dengan Akal,Makanya Dia Jatuh Kelembah Yang salah,Mohon Hati2 Menjalankannya
apalagi Tanpa Guru,sekiranya carilah bimbingan guru ,,, ini bukan Ilmunya Yang
Salah Tapi Pencariannya Yang Salah”Ilahy Anta Makshudi Waridhaka
Mathlubi”Allahumma Anta Rafiqa A’la...
Sabda
rasulullah:
Semua kamu (yang berfikir) tentang Zat Allah
adalah orang dungu.
Percobaan akal untuk menembusi Hijab Keteguhan adalah sia-sia. Jika dipaksa juga tidak ada yang ditemui melainkan kemungkinan menjadi gila.
Begitulah makrifat Allah s.w.t melalui akal...jadi seyogyanya Matikan dirimu/akal untuk mencapai hakekat allah dengan pencarian ladunni..
Percobaan akal untuk menembusi Hijab Keteguhan adalah sia-sia. Jika dipaksa juga tidak ada yang ditemui melainkan kemungkinan menjadi gila.
Begitulah makrifat Allah s.w.t melalui akal...jadi seyogyanya Matikan dirimu/akal untuk mencapai hakekat allah dengan pencarian ladunni..
Adapun MAHLIGAI didalam
tubuh kita ada 7 (tujuh) pula yaitu :
1. DADA.
2. QALBUN.
3. BUDI.
4. JINEM.
5. NYAWA.
6. RASA.
7. RAHASIA.
1. DADA.
2. QALBUN.
3. BUDI.
4. JINEM.
5. NYAWA.
6. RASA.
7. RAHASIA.
Didalam DADA itu QALBUN dan didalam
QALBUN itu BUDI dan didalam BUDI itu JINEM dan didalam JINEM itu NYAWA dan
didalam NYAWA itu RASA dan didalam RASA itu RAHASIA (SIR).
Artinya sebenarnya ; didalam Tubuh
cucu nabi Adam As ada Hati didalamnya Ada Buah Hati,Didalamnya ada
Nyawa,didalamnya ada Rahasia didalamnya ada Nurullah didalamnya Ada
AKU.(alhadist)
Hadist diatas adanya pemahaman
sesuatu yang harus diketahui dengan tingkatan dari zahir sampai kepada rahasia
yang tersembunyi,ketahuilah gudang dari pada ilmu dan rahasia ada pada hakekat
tersembunyi,,yaitu ilmu langsung dari allah,,dengan pengetahuannya kita
mengetahui,dengan pengenalannya kita mengenalnya.sebagaimana rasulullah
bersabda:kenalilah dirimu maka engkau mengenal tuhanmu..
MAKRIFAT
IALAH :Mengenal Allah SWT.pada Zat-nya,pada
Sifat-nya,pada Asma’nya dan pada Af’al-nya.
1. AWALUDIN MA’RIFATULLAH Artinya :
Awal agama mengenal Allah.
2. LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA’RIFAT Artinya :
Tidak syah shalat tanpa mengenal Allah.
3. MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU Artinya :
Barang siapa mengenal dirinya dia akan mengenal Tuhannya.
4. ALASTUBIRAFBIKUM QOLU BALA SYAHIDENA Artinya :
Bukankah aku ini Tuhanmu ? Betul engkau Tuhan kami,kami menjadi saksi.(QS.AL-ARAF 172)
5. AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU Artinya :
Manusia itu rahasiaku dan akulah rahasianya.
6. WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN Artinya :
Aku ada didalam Jiwamu mengapa kamu tidak melihat.
7. WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya :
Aku lebih dekat dari urat nadi lehermu.
8. LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH Artinya :
Aku tidak akan menyembah Allah bila aku tidak melihatnya lebih dahulu
1. AWALUDIN MA’RIFATULLAH Artinya :
Awal agama mengenal Allah.
2. LAYASUL SHALAT ILLA BIN MA’RIFAT Artinya :
Tidak syah shalat tanpa mengenal Allah.
3. MAN ARAFA NAFSAHU FAKAT ARAFA RABBAHU Artinya :
Barang siapa mengenal dirinya dia akan mengenal Tuhannya.
4. ALASTUBIRAFBIKUM QOLU BALA SYAHIDENA Artinya :
Bukankah aku ini Tuhanmu ? Betul engkau Tuhan kami,kami menjadi saksi.(QS.AL-ARAF 172)
5. AL INSANNU SIRRI WA ANNA SIRRUHU Artinya :
Manusia itu rahasiaku dan akulah rahasianya.
6. WAFI AMFUSIKUM AFALA TUBSIRUUN Artinya :
Aku ada didalam Jiwamu mengapa kamu tidak melihat.
7. WANAHNU AKRABI MIN HABIL WARIZ Artinya :
Aku lebih dekat dari urat nadi lehermu.
8. LAA TAK BUDU RABBANA LAM YARAH Artinya :
Aku tidak akan menyembah Allah bila aku tidak melihatnya lebih dahulu
9.WAKALBUL MU’MIN ITU RUMAHNYA ALLAH Artinya :Jiwa orang Mu’min itu rumahnya Allah
10.Nabi Muhammad saw Bersabda : Hati hati pirasat orang Mukmin karna ianya
Melihat Cahaya Allah
11.Jibril berkata kpd Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam . Kabarkan kepadaku apa itu IHSAN. Nabi
saw bersabda: Maksudnya: IHSAN ITU, KAMU beribadat kepada Allah seolah-olah kamu MELIHAT
ALLAH, JIKA KAMU TAK MELIHAT ALLAH, ALLAH MELIHAT KAMU.
Istilah
Al-Ihsan tersebut, dalam prakteknya, memunculkan tradisi agung dalam Islam, yaitu amaliyah batin yang kekal membangun
suatu akademi esoteris yang luar biasa. “Seakan-akan melihat Allah dan Allah
melihatnya,” adalah puncak dari prestasi moral seorang hamba Allah disaat sang
hamba berhubungan denganNya,,
Inilah salah satu
hadist pegangan para ahli tasawuf/sufi ladunni dan ilmu hikmah
penjelasannya:
A.dalam mengenai
IKHSAN beribadat seolah olah
melihat allah, disini tidak ada
keharusan hamba allah untuk melihat allah karna untuk melihatnya pastilah hamba
hamba yang terpilih/wali wali allah..lihatlah dan pahami kata seolah olah
artinya bukan suatu keharusan karna ini suatu yang sulit tanpa bimbingan dan
ilham dari allah swt.jika dihilangkan kata seolah olah,,berarti itu suatu
keharusan Melihat Allah swt dengan pandangan bathin/mata hati..beginilah orang
yang mengenal kepada allah,melihat allah ...inilah rahasia hakekat
ketuhanan,ilmu hai’atul maknum..jadi sebagai hamba haus akan ilmu atau ingin
hakekat kebenaran dengan cinta allah maka berusahalah
mencari/mengetahui/sejatinya “AKU”
B.dalam penjelasan
kedua:JIKA KAMU TIDAK MELIHAT
ALLAH,ALLAH MELIHAT KAMU hadist disini dijelaskan pada hamba allah yang ahli
syareat,artinya sesuatu yang hanya diketahui dengan
kebesarannya,keagumannya,dan segala ciptaannya dan kekuasaannya,,dengan suatu
kenyakinan bahwa kita ini adalah hamba allah dengan ciptaanya dan kembali
kepada allah.,tanpa melihat dan hanya dengan suatu kenyakinan Allah itu ada dan
kuasa atas segala sesuatu dan melihat hamba hambanya yang taat dan patuh atas
segala perintahnya..cara beribadat seperti ini dalam sembahyang/sholat
melihat dirinya/ciptaanya,keagumannya,kebesarannya,..
Keterangan dari
penjelasan diatas adalah melihat allah dengan penglihatan allah pada
hambanya karna kita ketahui bahwa segala yang tercipta pada hambanya itu adalah
kepunyaan Allah swt ia menciptakan dirinya kedalam dirinya dengan beberapa
proses/tingkatan sehingga engkau ada/tercipta..allah menciptakan dirinya
didalam dirinya sehingga ada yang namanya menjadi BAHARU yang ber awal dan yang
ber akhir yaitu HAMBA..kita tercipta dari nurullah sehingga kita hidup(hayat)
dengan ruh allah,,jika itu tiada maka kita mati..jadi hadist hadist yang diatas
yang di jelaskan semua itu adalah hakekat ruh allah pada hambanya..
salah satu firman allah yang dipertentangkan para ahli
syareat yaitu:hanya Allah yang mengetahui yang Ghaib:jadi seyogyanya jika hamba mengetahui ghaib
allah itu jua yaitu ruh allah juga yang mengetahuinya yang ada pada setiap
ikhsan hamba allah:
1.ada pertanyaan para
pembaca kitab ini semoga dipahami:wahai saudaraku bagaimana anda mengingat,yang
diingatkan ,dan siapa engkau ingat dalam sholat/sembahyang?..apakah anda sholat
mengingat allah atau cuman bacaan bacaan sholat atau lafadz allah atau keaguman
yang mana,kebesarannya,ciptaan yang mana,atau hanya keyakinan dan ini keyakinan
yang mana ?jadi seyogyanya para hamba allah mayoritas menyembah allah
kebanyakan dengan melalui perantara(wasilah) yaitu bacaan bacaan di dalam
sholat begitupun zikir kepada allah dengan suatu kenyakinan allah tahu,mendengar,mengetahui
hambanya.
2.apa yang di ingatkan
yaitu nyawa kita itulah yang kembali kepada allah swt itu ruh allah yang
terpenjara dalam wadah/tubuh kita,sehingga sebagai hamba allah swt
,perbanyaklah bertobat dan perbanyaklah amal,karna kita datang dari allah swt
secara fitrah(suci) seyogyanya kembali dalam keadaan fitrah pula
3.ingat allah dengan
penuh keyakinan tanpa suatu terlintas hal hal yang bisa merusak amal ibadahmu
terutama ke bi’dahan yang mengundang pada kesyirikan
Inilah
hadist nabi muhammad saw riwayatkan oleh Abu Hurairah sebagai berikut
“Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku). (HR. Thabrani)
sudah jelas hadist hadist diatas menyangkut Rahasia yang sangat dalam,ilmu itu ada dua 1.ilmu syareat dan ilmu bathin,,,sebagaimana para ahli tasawuf dan para sufi untuk mencari kebenaran sejati dari pengenalan diri dengan pengenalan tuhannya..hai’atil maknum merupakan ilmu hakekat yang sangat rahasia karna ini menyangkut KETUHANAN sebagaimana kita salah menafsirkan maka akan terjatuh dari pada lembah kekufuran,sudah jelas hadist diatas adalah untuk para ahli sufi,ladunni,ilmu hikmah,ilmu bathin,,,
“Aku telah hafal dari Rasulillah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian manusia yaitu Ilmu Syariat. Dan yang kedua ialah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada manusia yaitu Ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian memotong leherku (engkau menghalalkan darahku). (HR. Thabrani)
sudah jelas hadist hadist diatas menyangkut Rahasia yang sangat dalam,ilmu itu ada dua 1.ilmu syareat dan ilmu bathin,,,sebagaimana para ahli tasawuf dan para sufi untuk mencari kebenaran sejati dari pengenalan diri dengan pengenalan tuhannya..hai’atil maknum merupakan ilmu hakekat yang sangat rahasia karna ini menyangkut KETUHANAN sebagaimana kita salah menafsirkan maka akan terjatuh dari pada lembah kekufuran,sudah jelas hadist diatas adalah untuk para ahli sufi,ladunni,ilmu hikmah,ilmu bathin,,,
Bahwa
kita selaku hamba Allah, biarlah amal ibadah kita sedikit, asal saja makrifat
kita kepada Allah bersemayam di dalam diri kita. Ini adalah lebih bagus drpd
amal ibadah yang banyak tetapi hati kita lalai kepada Allah. Allah berfirman:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-2 yang shalat, iaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.” QS Al-Maa’un: 4-6.
“Maka kecelakaanlah bagi orang-2 yang shalat, iaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya.” QS Al-Maa’un: 4-6.
Rasulullah
bersabda “Iman
paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu
dimanapun kamu berada“. (HR. Ath Thobari)
Dimana
mukamu berada disitu wajah ALLAH (al hadist)
Wujud
alam ini fana (binasa) dalam wujud Allah.Dalilnya ialah Firman Allah dalam Surah
An-Nur:35 yang bermaksud;
"Cahaya atas cahaya, Allah membimbing dengan cahayanya sesiapa yang dikehendakinya." dan "Allah adalah cahaya langit dan bumi."
"Cahaya atas cahaya, Allah membimbing dengan cahayanya sesiapa yang dikehendakinya." dan "Allah adalah cahaya langit dan bumi."
Kewalian
ialah melihat Allah melalui Allah. Kenabian ialah melihat Allah melalui
makhluk. Dalam kewalian tidak ada bayang makhluk yang wujud. Dalam kenabian
makhluk masih nampak di samping memerhati Allah. Kewalaian ialah peringakat
fana dan kenabian ialah peringkat baqa
. Tidak ada pandangan yang pernah melihat Tajalinya Zat. Jika ada pun ia mencapai Tajalli ini, maka ianya binasa dan fana kerana Tajali Zat melarutkan semua cermin penzohiran. Firman Allah yang bermaksud :.
Sesungguhnya Allah meliputi segala-galanya.(Surah Al-Fadhilah:54)
. Tidak ada pandangan yang pernah melihat Tajalinya Zat. Jika ada pun ia mencapai Tajalli ini, maka ianya binasa dan fana kerana Tajali Zat melarutkan semua cermin penzohiran. Firman Allah yang bermaksud :.
Sesungguhnya Allah meliputi segala-galanya.(Surah Al-Fadhilah:54)
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Pada malam Raibul Ruyub yaitu dalam keadaan antah-berantah pada zat,Semata-mata,pada belum ada awal dan belum ada akhir,belum ada Bulan dan belum ada Matahari,belum adbintang belum ada sesuatu.
Malahan belum ada Tuhan yang bernama Allah,maka dalam keadaan ini,diri yang punya zat tersebut ialah Mentajalikan diri-nya untuk memuji diri-nya.
Lantas Tajali-nyalah Nur Allah dan kemudian ditajali-nya pula Nur Muhammad Yaitu Insan Kamil, yang pada peringkat ini dinamakan Anta Ana,Ana Anta.
Maka yang punya zat bertannya kepada Nur Muhammad dan sekalian Roh untuk menentukan kedudukan dan taraf hamba.
Lantas ditanyakan kepada Nur Muhammad, aku ini Tuhanmu ? Maka jawablah Nur Muhammad yang mewakili seluruh Roh, Ya…Engkau Tuhanku.Persaksian ini dengan jelas diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Araf 172.
ALASTUBIRABBIKUM,QOOLU BALA SYAHIDNA.
Artinya : Bukan aku ini tuhanmu ? Betul engkau Tuhan kami,Kami menjadi Saksi.
Selepas pengakuan atau persumpahan Roh ini dilaksankan,maka bermulalah Era barudi dalam perwujudan Allah SWT.seperti firman Allah dalam Hadits Qudsi yang artinya :
“Aku suka mengenal diriku, lalu aku jadikan mahkluk ini dan aku perkenalkan diriku.
Apa yang dimaksud dengan mahkluk ini ialah : Nur Muhammad sebab seluruh kejadian alam maya ini dijadikan daripada Nur Muhammad.tujuan yang punya zat mentajalikan Nur Muhammad adalah untuk memperkenalkan diri-nya sendiri dengan diri Rahasianya sendiri,Maka diri Rahasianya itu adalah ditanggung dan diakui Amanah ya oleh suatu kejadian yang bernama :
Insan yang bertubuh diri bathin (Roh) dan diri bathin itulah diri manusia,atau Rohani.
FIRMAN ALLAH DALAM HADITS QUDSI ;
‘’AL-INSAANU SIRRI WA-ANA SIRRUHU’’
Artinya : Manusia itu Rahasiaku dan akulah yang menjadi Rahasianya.
Jadi yang dinamakan manusia itu ialah : karena IA MENGANDUNG RAHASIA.
Dengan perkataan lain manusia itu mengandung Rahasia Allah.
Karena manusia menanggung Rahasia Allah maka manusia harus berusaha mengenal dirinya,dan dengan mengenal dirinya manusia akan dapat mengenal tuhannya,sehingga lebih mudah kembali menyerahkan dirinya kepada yang punya diri pada waktu dipanggil oleh Allah SWT.yaitu tatkala berpisah Roh dengan jasad.
Firman Allah dalam surat An-nisa ayat 58 SBB:
INNALLAHA YAK MARUKUM ANTU ABDUL AMANATI ILAAHLIHA.
Artinya :Sesunggunya Allah memerintahkan kamu supaya memulangkan amanah kepada yang berhak menerimanya. (Allah).
Hal tersebut diatas dipertegas lagi oleh Allah dalam Hadits Qudsi :
MAN ARAFA NAFSAHU,FAQAT ARAFA RABAHU.
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal tuhannya.
Dalam menawarkan tugas yang sangat berat ini,Pernah ditawarkan Rahasia-nya itu kepada Langit,Bumi dan Gunung-gunung tetapi semuanya tidak sanggup menerimanya.
Seperti firman Allah SWT. Dalam Al-Qur’an surat Al—Ahzab ayat 72.
INNA ‘ARAT NAL AMATA, ALAS SAMAWATI WAL ARDI WAL JIBAL FA ABAINA ANYAH MILNAHA WA AS FAKNA MINHA,WAHAMA LAHAL INSANNU.
Artinya : Sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada Langit,Bumi danGunung-gunung tetapi mereka enggan memikulnya dan merasa tidak akan sanggup, Lantas hanya manusia yang sanggup menerimanya.
Oleh karena amanat (Rahasia Allah) telah diterima,maka adalah menjadi tanggung jawab manusia untuk menunaikan janjinya.
Dengan kata lain tugas manusia adalah menjaga hubungannya dengan yang punya Rahasia.
Setelah amanat (Rahasia Allah) diterima oleh manusia (diri Bathin/Roh) untuk tujan inilah maka Adam dilahirkan untuk m,emperbanyak diri, diri penanggung Rahasia dan berkembang dari satu Dekade ke satu Dekade,diri satu generasi ke generasi yang lain sampai alam ini mengalami KIAMAT DAN RAHASIA DI KUMPUL KEMBALI.
INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJIUN.
Artinya : Kita berasal dari Allah, kembali kepada Allah.
1.Wafi
ampusikum afala tubsirun artinya : Aku ada didalam jiwamu (hatimu) mengapa kamu tidak
melihat (QS.ZARIAT
21).
2.Man Arafa Nafsahu Faqad Arafa Rabbahu artinya : Barang siapa mengenal dirinya dia akan mengenal Tuhan-nya.(Hadits Qudsi)
3. Lat5ak budu Rabbana lam yarah artinya : Aku (Saidina Ali) tidak menyembah Allah bila aku tidak melihatnya. (Hadits Qudsi)
4. Wakulu man Birairi Ilmin Ya’malu akmaluhu Mardudatun Latak balu artinya : Setiap orang dengan tanpa ilmu dia beramal, maka amal-amalnya ditolak,tidak diterima (Hadits Qudsi)
5. Fas’alu ahlaz zikri inkuntum latak lamun artinya : Bertanyalah kepada orang mempunyai pengetahuan (ilmu) atau pada ahlinya jika kamu tidak mengerti/tidak mengetahui.(QS.AN-Nahl 43)
2.Man Arafa Nafsahu Faqad Arafa Rabbahu artinya : Barang siapa mengenal dirinya dia akan mengenal Tuhan-nya.(Hadits Qudsi)
3. Lat5ak budu Rabbana lam yarah artinya : Aku (Saidina Ali) tidak menyembah Allah bila aku tidak melihatnya. (Hadits Qudsi)
4. Wakulu man Birairi Ilmin Ya’malu akmaluhu Mardudatun Latak balu artinya : Setiap orang dengan tanpa ilmu dia beramal, maka amal-amalnya ditolak,tidak diterima (Hadits Qudsi)
5. Fas’alu ahlaz zikri inkuntum latak lamun artinya : Bertanyalah kepada orang mempunyai pengetahuan (ilmu) atau pada ahlinya jika kamu tidak mengerti/tidak mengetahui.(QS.AN-Nahl 43)
Beberapa ucapan sahabat yang
menggambarkan betapa rahasianya Ilmu Hakikat itu antara lain ucapan Abu Hurairah, “…Apabila
aku ceritakan niscaya Halal darahku”, apabila hakikat itu diceritakan dengan
bahasa salah maka nyawa sebagai taruhan. Atau
ucapan
saidina Husaen ra, “Apabila aku jelaskan hakikat itu kepada kalian niscaya
kalian akan menuduh aku sebagai penyembah berhala”. Orang yang telah mencapai kaji disana akan tersenyum membaca
ucapan dari saidina Husein ra, dan andai hakikat itu dibuka di zaman sekarang
pasti orang akan menuduh yang sama yaitu dianggap orang yang mengamalkan
hakikat itu sebagai penyembah berhala.
salah satu nasihat IMAM HASAN as IBNU
ALI RA
Dari Junadah bin Abi Umayyah berkata : Ketika Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib as. Sakit yang membawa kepada kematiannya….. aku datang menjenguknya, lalu aku berkata : Wahai tuanku mengapakah anda tidak berobat ? Beliau menjawab : “ Hai Abdullah, dengan apa kematianku harus kuobati “ ? Aku berkata : Inna lillah wa Inna Ilaihi rajiun. ( Kita hanya milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kita kembali ). Lalu beliau as. Menoleh kepadaku dan berkata : Demi Allah, Rasulullah saww, telah memberitahu kita sesungguhnya perkara ini ( imammah ) akan di pegang oleh dua belas Imam dari keturunan Ali da Fathimah. Tidak ada seorang dari kami ( Ahlul bayt ) akan mati melainkan diracun atau terbunuh. Kemudian beliau as. Menangis. Lalu aku berkata kepadanya. Wahai putra Rasulullah , berilah aku nasihat. Beliau menjawab : Baiklah ! . Bersiaplah untuk perjalananmu dan ambillah bekal sebelum tiba ajalmu. Ketahuilah bahwa kau mencari dunia, sedangkan kematian juga mengejarmu. Dan janganlah memikul beban hari yang belum datang kepadamu. Dan ketahuilah bahwa engkau tidak mencari harta yang lebih dari bekal makanmu, kecuali berarti engkau menyimpan untuk orang lain.Sadarlah bahwa harta halal yang kau tumpuk ada hisabnya, dan jika harta itu haram . engkau akan disiksa, sedang jika syubhat ( dalam keraguan ) engkau akan dicela. Maka jadikanlah dunia ini laksana bangkai, Ambillah secukupnya , sehingga jika itu halal maka engkau telah berlaku zuhud dan jika itu haram maka engkau akan terkena celaan yang ringan. Maka kamu mengambil darinya sebagaimana kamu mengambil dari bangkai, berbuatlah untuk suatu urusan duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok. Jika engaku ingin perkasa tanpa bantuan orang lain dan ingin karisma tanpa harus jadi sultan ( kekuasaan ) maka tinggalkanlah maksiat kepada Allah dan masuklah dalam lingkaran ketaatan-Nya.
Dari Junadah bin Abi Umayyah berkata : Ketika Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib as. Sakit yang membawa kepada kematiannya….. aku datang menjenguknya, lalu aku berkata : Wahai tuanku mengapakah anda tidak berobat ? Beliau menjawab : “ Hai Abdullah, dengan apa kematianku harus kuobati “ ? Aku berkata : Inna lillah wa Inna Ilaihi rajiun. ( Kita hanya milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kita kembali ). Lalu beliau as. Menoleh kepadaku dan berkata : Demi Allah, Rasulullah saww, telah memberitahu kita sesungguhnya perkara ini ( imammah ) akan di pegang oleh dua belas Imam dari keturunan Ali da Fathimah. Tidak ada seorang dari kami ( Ahlul bayt ) akan mati melainkan diracun atau terbunuh. Kemudian beliau as. Menangis. Lalu aku berkata kepadanya. Wahai putra Rasulullah , berilah aku nasihat. Beliau menjawab : Baiklah ! . Bersiaplah untuk perjalananmu dan ambillah bekal sebelum tiba ajalmu. Ketahuilah bahwa kau mencari dunia, sedangkan kematian juga mengejarmu. Dan janganlah memikul beban hari yang belum datang kepadamu. Dan ketahuilah bahwa engkau tidak mencari harta yang lebih dari bekal makanmu, kecuali berarti engkau menyimpan untuk orang lain.Sadarlah bahwa harta halal yang kau tumpuk ada hisabnya, dan jika harta itu haram . engkau akan disiksa, sedang jika syubhat ( dalam keraguan ) engkau akan dicela. Maka jadikanlah dunia ini laksana bangkai, Ambillah secukupnya , sehingga jika itu halal maka engkau telah berlaku zuhud dan jika itu haram maka engkau akan terkena celaan yang ringan. Maka kamu mengambil darinya sebagaimana kamu mengambil dari bangkai, berbuatlah untuk suatu urusan duniamu seakan-akan kau akan hidup selamanya, dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok. Jika engaku ingin perkasa tanpa bantuan orang lain dan ingin karisma tanpa harus jadi sultan ( kekuasaan ) maka tinggalkanlah maksiat kepada Allah dan masuklah dalam lingkaran ketaatan-Nya.
TINGKAT ILMU
1. ILMU QALAM
2. ILMU GHAIB
3. ILMU SYAHADA
ILMU QALAM ialah yang paling
rendah tingkatannya yaitu Ilmu dunia. Namun demikian dengan ilmu ini manusia
sudah sampai pergi ke Bulan.
ILMU GHAIB ialah Ilmu yang
diterima manusia melalui jalan laduni yaitu dengan petunjuk guru Ghaib yang
Mursyid.melalui 5 cara :
1. NUR yaitu
petunjuk ghaib yang diterima melalui mimpi-mimpi yang bisa diterjemahkan oleh
guru ghaib.
2. TAJALI yaitu ilmu ghaib
yang diterima melalui penjelmaan buah pikiran dari pada perasaan ZUK sesama
mereka menjalani latihan tareqat tasauf,sehingga muncul dari akalnya suatu
pengetahuan baru yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Misalnya : Terbacalah
olehnya sepotong do’a sedangkan do’a tersebut belum pernah dibacanya atau
diketahuinya.
3. cara sir ialah :
suatu jalan penyampaian ilmu ghaib secara Rahasia, ia hanya dapat dirasai dan
didengar oleh seseorang itu secara Mutlak. Dimana seseorang itu akan mendengar
suatu suara yang data ng kepadanya. Suara tersebut akan memberi tahu sesuatu
dan mengajarkan ilmu ghaib dengan terang dan jelas berupa bisikan dan disertai
dengan satu Kelejatan yang sulit untuk diceritakan.
4. CARA SIRUSIR ialah :
Suaut cara penyampaian ilmu ghaibdengan cara rahasia.seseorang yang menerima
ilmu ghaib dengan cara ini mereka dapat meliat dengan mata Bathin dan mendengar
dengn telinga bathin.
5. CARA TAWASSUL ialah
penjelmaan seorang guru atau wali-wali Allah yang ghaib dan mereka menjelma
untuk bertemu dengan orang-orang tertentu yang sedang menjalankan ilmu tasauf.
Mereka ketemu dengan keadaan nyata (hidup) bukan dalam mimpi, dia datang sama
seperti kedatangan tamu biasa atau kawan kita. Kadang-kadang penjelmaan mereka
bisa dilihat oleh orang ramai, bila kebetulan penjelmaan itu terdapat banyak
orang. Perlu diingat kedatangan mereka merupakan suatu penghomatan yang besar
kepada ahli tasauf atau murid yang sedang mendalami ilmu tasauf. Bagi mereka
yang dapat mengusai dan mengalami sendiri ilmu ini maka sudah pasti mereka
dapat menjelajahi seluruh Alam Maya. Mereka diberi peluang untuk menjelajahi
alam lain termasuk alam Barzah,Surga dan Neraka.Arash dan Qursi Allah SWT. Bagi
mereka yang sudah sampai ketahap ini sulit diterima oeh tahap-tahap pemikiran
manusia. Mereka yang sudah sampai keperingkat ini jiwanya akan tenang disamping
Tuhannya, semasa hidupnya didunia ini dan juga dialam akhirat nanti, mereka
adalah termasuk dikalangan manusia yang baik dan beruntung.
ILMU SYAHADAH : Ialah merupakan
martabat ilmu yang tertinggi,karena ilmu ini Tuhan sendiri yang akan
mengajarkannya kepada manusia. Manusia diajarkan untuk mengenali dirinya (Jasmani)
dan diri bathinya (Rohani). Hanya orang-orang yang mempunyai martabat tinggi
disisi Allah yang dapat menguasai ilmu ini. Ilmu ini sangat luar biasa karena
hanya dimiliki oleh para Rasul, Nabi dan wali-wali Allah yang teragung.maka
beruntunglah manusia yang termasuk wali-wali Allah. ……MAN ARAFA NAFSAHU,FAKAT
ARAFA RABBAHU……………………….. (“ Barang siapa mengenal dirinya maka ia akan mengenal
Tuhannya “).
Sabda Nabi Muhammad saw
: “Mamtalabal maula bikhairi nafsihi fakaddalla dalalam baida” ”Barang siapa mengenal
Allah Ta’ala diluar dari pada mengenal hakikat dirinya sendiri., maka
sesungguhnya adalah ia sesat yang bersangat sesat.
Karena hakekat diri yang sebenarnya,
baik rohani dan jasmani tidak lain adalah wujud kesempurnaan tajalli NUR
MUHAMMAD itu semata-mata. Maka apa-apa nama segala yang maujud pada
alam ini, baik pada alam yang nyata dan alam yang gaib adalah semuanya nama
majazi bagi kesempurnaan tajalli NUR MUHAMMAD. . .
“ A Z A L I “
Ada suatu “waktu” dimana Tuhan hanya
sendirian, pada waktu itu Tuhan belum bernama Allah, Arasy dan
Qursy pun belum di jadikan, Saat itu belum ada apa-apa,
belum ada siapa-siapa, jangankah binatang, jangankan tumbuhan, jangankan
manusia, bahkan zat lain selain Tuhan pun belum ada. Belum ada
malaikat, belum ada langit dan bumi, belum ada surga dan neraka, bahkan waktu
itu pun belum ada “waktu”, belum ada zaman, belum ada sesuatu apapun jua. Pada
saat itu, Tuhan masih bernama “Nuktah”, selanjutnya Nuktah melihat kepada
dirinya sebagai Tuhan, tetapi siapakah hamba….? Selanjutnya Nuktah
melihat kembali pada dirinya, lalu dinamainya-lah dirinya “Kun”. Kemudian Ia
menamai dirinya adalah DZAT UL-HAQ, Dzat ini menurunkan kwalitas dirinya
menjadi NUR ALLAH, dari Nur Allah kemudian menjadikan pula dirinya NUR MUHAMMAD,
saat itu, Adam dan Muhammad belum juga ada, Allah pun belum juga
nyata, yang ada hanya Nur Dzat yaitu Nur Muhammad, maka Nur Muhammad itulah
bersifat “ILLA UL-HAQ” .
Berkata Tuhan : “Jika Engkau Haq,
mengapa Engkau tidak melihat..? “ Nur Muhammad menjawab : “Jika Engkau Tuhan mengapa
Aku tidak melihat?”.Tuhan menjawab
: “Penglihatanmu itu
serahkan kepadaKu.” Tuhan berkata kepada Nur Muhammad, :
Katakan olehmu :“LAA ILAHA ILLALLAH AKU MUHAMMAD RASULULLAH”
Selanjutnya Nur Muhammad berkata
: “Kulihat diri Tuhan” tetapi “siapa hamba..?” dan “Kulihat diri
hamba”, tetapi “siapa Tuhan..?”
Maka pada saat itu juga ALLAH pun
menyatakan dirinya TUHAN, dan berkata : “Bahwasanya tiada Tuhan hanya Aku, bahwa
kamu itu daripada NUR DZATKU”
Berdirilah kamu, dan Allah berdiri tidak berbenda dan tidak ada bertempat.
Selanjutnya Allah berkata “Akulah
Tuhanmu” setelah itu Nur Muhammad menjawab: “Akulah
Tuhanmu”, dan dijawab oleh Allah Ta’ala : “Jika Engkau Tuhanku
Nyatakanlah Dirimu” Pada waktu itu juga Nur Muhammad gaib, dan Nur
Muhammad mengatakan : “Dirimu juga yang Aku lihat” Dan Allah pun menyatakan
dirinya yang sudah nyata, “Alastu Birabbikum.?” (Siapa Tuhanmu…?) Nur
Muhammad menjawab : “Qalu Balaa”. (Engkau juga Tuhanku) Allah
berkata : “Syahadallahu annahu laa illaha” (Saksiku bagi Diriku,
tidak ada Tuhan yang lain selain Aku) Maka sujudlah Nur Muhammad 5000 tahun lamanya,
dan pada kelahiran berikutnya, dinamai ADAM, maka berdirilah ALIF = Adam Insan
Demikianlah, karena itu dalam pandangan
Ilmu Hakekat Usul Diri mengatakan : Allah-pun kita, Adam-pun kita, Muhammad-pun
kita, karena sekalian itu cuma nama-nama saja, yang dimaksud EMPUNYA nama itu
adalah yang tidak mempunyai huruf dan suara. “La sautin wala harfun”
Salam
FANA
Fana
1.
Pengertian Fana
Kebanyakan kitab-kitab tua seperti Kitab Syarah Hikam Ibni Athoillah As-Kandariah, Kitab Manhal-Shofi, Kitab Addurul-Nafs dan lain-lain menggunakan istilah-istilah seperti 'binasa' dan 'hapus' untuk memperihalkan tentang maksud fana. Ulama-ulama lainnya yang banyak menggabungkan beberapa disiplin ilmu lain seperti falsafah menggunakan istilah-istilah seperti 'lebur', 'larut', 'tenggelam' dan 'lenyap' dalam usaha mereka untuk memperkatakan sesuatu tentang 'hal' atau 'maqam' fana ini.
Di dalam Kitab Arrisalah al-Qusyairiah disebutkan erti fana itu ialah
Kebanyakan kitab-kitab tua seperti Kitab Syarah Hikam Ibni Athoillah As-Kandariah, Kitab Manhal-Shofi, Kitab Addurul-Nafs dan lain-lain menggunakan istilah-istilah seperti 'binasa' dan 'hapus' untuk memperihalkan tentang maksud fana. Ulama-ulama lainnya yang banyak menggabungkan beberapa disiplin ilmu lain seperti falsafah menggunakan istilah-istilah seperti 'lebur', 'larut', 'tenggelam' dan 'lenyap' dalam usaha mereka untuk memperkatakan sesuatu tentang 'hal' atau 'maqam' fana ini.
Di dalam Kitab Arrisalah al-Qusyairiah disebutkan erti fana itu ialah
Lenyapnya sifat-sifat
basyariah(pancaindera) Maka
sesiapa yang telah diliputi Hakikat Ketuhanan sehingga tiada lagi melihat
daripada Alam baharu, Alam rupa dan Alam wujud ini, maka dikatakanlah ia telah
fana dari Alam Cipta. Fana bererti hilangnya sifat-sifat buruk (maksiah lahir
dan maksiat batin) dan kekalnya sifat-sifat terpuji(mahmudah). Bahawa fana itu
ialah lenyapnya segala-galanya, lenyap af'alnya/perbuatannya(fana fil af'al),
lenyap sifatnya(fana fis-sifat), lenyap dirinya(fan fiz-zat)
Oleh kerana inilah ada di kalangan ahli-hali tasauf berkata:
"Tasauf itu ialah mereka fana dari dirinya dan baqa dengan Tuhannya kerena kehadiran hati mereka bersama Allah".
Oleh kerana inilah ada di kalangan ahli-hali tasauf berkata:
"Tasauf itu ialah mereka fana dari dirinya dan baqa dengan Tuhannya kerena kehadiran hati mereka bersama Allah".
Sahabat Rasulullah yang banyak memperkatakan tentang 'fana' ialah Sayyidina Ali, salah seorang sahabat Rasulullah yang terdekat yang diiktiraf oleh Rasulullah sebagai 'Pintu Gedung Ilmu'. Sayyidina Ali sering memperkatakan tentang fana. Antaranya :
"Di dalam fanaku, leburlah kefanaanku, tetapi di dalam kefanaan itulah bahkan aku mendapatkan Engkau Tuhan".
Demikianlah 'fana; ditanggapi oleh para kaun sufi secara baik, bahkan fana itulah merupakan pintu kepada mereka yang ingin menemukan Allah(Liqa Allah) bagi yang benar-benar mempunyai keinginan dan keimanan yang kuat untuk bertemu dengan Allah(Salik).
Firman
Allah yang bermaksud:
"Maka barangsiapa yang ingin akan menemukan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amalan Sholeh dan janganlah ia mempersekutukan siapapun dalam beribadat kepada Allah (Surah Al-Kahfi:)
Untuk mencapai liqa Allah dalam ayat yang tersebut di atas, ada dua kewajiban yang mesti dilaksanakan iaitu:
Pertamanya mengerjakan amalan sholeh dengan menghilangkan semua- sifat-sifat yang tercela dan menetapkan dengan sifat-sifat yang terpuji iaitu Takhali dan Tahali. Keduanya meniadakan/menafikan segala sesuatu termasuk dirinya sehingga yang benar-benar wujud/isbat hanya Allah semata-mata dalam beribadat. Itulah ertinya memfanakan diri.Para Nabi-nabi dan wali-wali seperti Sheikh Abu Qasim Al-Junaid, Abu Qadir Al-Jailani , Imam Al-Ghazali, Ab Yazid Al-Busthomi sering mengalami keadaan "fana" fillah dalam menemukan Allah. Umpamanya Nabi Musa alaihisalam ketika ia sangat ingin melihat Allah maka baginda berkata yang kemudiannya dijawab oleh Allah Taala seperti berikut;
"Ya Tuhan, bagaimanakah caranya supaya aku sampai kepada Mu? Tuhan berfirman: Tinggalkan dirimu/lenyapkan dirimu(fana), baru kamu kemari."
2. Kata-kata Hikmah Dari Wali-wali Allah yang telah mengalami FANA
Ada seorang bertanya kepada Abu Yazid Al-Busthomi;
"Bagaimana tuan habiskan masa pagimu?". Abu Yazid menjawab: "Diri saya telah hilang(fana) dalam mengenang Allah hingga saya tidak tahu malam dan siang". Satu ketika Abu Yazid telah ditanyai orang bagaimanakah kita boleh mencapai Allah. Beliau telah menjawab dengan katanya:"Buangkanlah diri kamu. Di situlah terletak jalan menuju Allah. Barangsiapa yang melenyapkan(fana) dirinya dalam Allah, maka didapati bahawa Allah itu segala-galanya".Beliau pernah menceritakan sesuatu tentang fana ini dengan katanya; Apabila Allah memfanakan saya dan membawa saya baqa dengaNya dan membuka hijab yang mendinding saya dengan Dia, maka saya pun dapat memandangNya dan ketika itu hancur leburlah pancainderaku dan tidak dapat berkata apa-apa. Hijab diriku tersingkap dan saya berada di keadaan itu beberapa lama tanpa pertolongan sebarang panca indera. Kemudian Allah kurniakan saya mata Ketuhanan dan telinga Ketuhanan dan saya dapat dapati segala-galanya adalah di dalam Dia juga."
"Maka barangsiapa yang ingin akan menemukan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amalan Sholeh dan janganlah ia mempersekutukan siapapun dalam beribadat kepada Allah (Surah Al-Kahfi:)
Untuk mencapai liqa Allah dalam ayat yang tersebut di atas, ada dua kewajiban yang mesti dilaksanakan iaitu:
Pertamanya mengerjakan amalan sholeh dengan menghilangkan semua- sifat-sifat yang tercela dan menetapkan dengan sifat-sifat yang terpuji iaitu Takhali dan Tahali. Keduanya meniadakan/menafikan segala sesuatu termasuk dirinya sehingga yang benar-benar wujud/isbat hanya Allah semata-mata dalam beribadat. Itulah ertinya memfanakan diri.Para Nabi-nabi dan wali-wali seperti Sheikh Abu Qasim Al-Junaid, Abu Qadir Al-Jailani , Imam Al-Ghazali, Ab Yazid Al-Busthomi sering mengalami keadaan "fana" fillah dalam menemukan Allah. Umpamanya Nabi Musa alaihisalam ketika ia sangat ingin melihat Allah maka baginda berkata yang kemudiannya dijawab oleh Allah Taala seperti berikut;
"Ya Tuhan, bagaimanakah caranya supaya aku sampai kepada Mu? Tuhan berfirman: Tinggalkan dirimu/lenyapkan dirimu(fana), baru kamu kemari."
2. Kata-kata Hikmah Dari Wali-wali Allah yang telah mengalami FANA
Ada seorang bertanya kepada Abu Yazid Al-Busthomi;
"Bagaimana tuan habiskan masa pagimu?". Abu Yazid menjawab: "Diri saya telah hilang(fana) dalam mengenang Allah hingga saya tidak tahu malam dan siang". Satu ketika Abu Yazid telah ditanyai orang bagaimanakah kita boleh mencapai Allah. Beliau telah menjawab dengan katanya:"Buangkanlah diri kamu. Di situlah terletak jalan menuju Allah. Barangsiapa yang melenyapkan(fana) dirinya dalam Allah, maka didapati bahawa Allah itu segala-galanya".Beliau pernah menceritakan sesuatu tentang fana ini dengan katanya; Apabila Allah memfanakan saya dan membawa saya baqa dengaNya dan membuka hijab yang mendinding saya dengan Dia, maka saya pun dapat memandangNya dan ketika itu hancur leburlah pancainderaku dan tidak dapat berkata apa-apa. Hijab diriku tersingkap dan saya berada di keadaan itu beberapa lama tanpa pertolongan sebarang panca indera. Kemudian Allah kurniakan saya mata Ketuhanan dan telinga Ketuhanan dan saya dapat dapati segala-galanya adalah di dalam Dia juga."
Al-Junaid
Al-Bagdadi yang menjadi Imam Tasauf kepada golongan Ahli Sunnah Wal-Jamaah
pernah membicarakan tentang fana ini dengan kata-kata beliau seperti berikut:
Kamu tidak mencapai baqa(kekal
dengan Allah) sebelum melalui fana(hapus diri) Membuangkan segala-galanya
kecuali Allah dan 'mematikan diri' ialah kesufian. Seorang itu tidak akan
mencapai Cinta kepada Allah(mahabbah) hingga dia memfanakan dirinya. Percakapan
orang-orang yang cinta kepada Allah itu
Dalam khasanah makrifat, pejalan spiritual akan bersinggungan dengan
istilah ILMU LADUNI. Yaitu pengetahuan yang diperolehi tidak melalui proses
kegiatan belajar mengajar dan membaca buku-buku, namun melalui PANDANGAN MATA
HATI YANG DITERIMA LANGSUNG DARI ALLAH.
Tuhan hanya bisa dikenal jika Dia
sendiri berkehendak untuk dikenali. Jika Dia ingin memperkenalkan Diri-Nya
kepada hamba-Nya maka hati hamba itu akan dipersiapkan untuk dilakukan
pembersihan. Selanjutnya, Hati hambanya tersebut diterangi dengan CAHAYA atau
Nur-Nya. Nur-Nya adalah kendaraan bagi hati untuk sampai ke SISI-Nya.
HATI ADALAH BADAN DAN RUH ADALAH NYAWANYA. RUH PULA YANG LANGSUNG
TERKAIT DENGAN TUHAN DAN KETERKAITAN ITU DINAMAKAN AS-SIR (RAHASIA). RUH ADALAH
NYAWANYA HATI DAN SIR ADALAH NYAWANYA RUH. BOLEH JUGA DIKATAKAN BAHWA HAKIKAT
HATI ADALAH RUH DAN HAKIKAT RUH ADALAH SIR. SIR ATAU RAHASIA YANG SAMPAI KEPADA
TUHAN DAN SIR YANG MASUK KE HADRAT-NYA. SIR INILAH MAMPU UNTUK YANG MENGENAL
ALLAH KARENA SIR ADALAH HAKIKAT SEMUA YANG BERWUJUD.
Cahaya Ilahi menerangi hati,
ruh dan Sir. Cahaya Ilahi akan membuka hakikat-hakikat. Amal dan ilmu tidak
mampu menyingkap rahasia hakikat-hakikat. Cahaya Ilahi berperanan menyingkap
tabir hakikat. Orang yang mengambil hakikat dari buku atau memahami dari ucapan
orang lain belumlah dikatakan mengetahui hakikat yang sebenarnya. Mereka
hanyalah menyangka atau mengkhayal sudah mengetahui hakikat padahal
sesungguhnya belum.
Hakikat akan diketahui apabila
seseorang gigih mendalami pengetahuan tentang hakikat dari
perenungan-perenungannya sendiri (berarti dia menggunakan akalnya sebagaimana
yang dianjurkan Tuhan dalam agama) dan kemudian mempraktekkannya dalam
perbuatan sehari-hari dengan mempertimbangkan dengan hati nuraninya. Ditambah
dengan memohon ampunan, memuji Nama Tuhan sebagai pembersih hati. Kemudian
bersabar menanti hadirnya sinar kebijaksanaan sambil terus juga berharap.
Alam ini pada hakikatnya adalah
gelap. Alam menjadi terang karena ada kenyataan Tuhan padanya. Misalnya kita
berdiri di atas puncak sebuah bukit pada waktu malam yang gelap gelita. Apa
yang dapat dilihat hanyalah kegelapan. Apabila hari siang, matahari bersinar,
akan terlihat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang menghuni bukit itu. Yang terlihat
di atas bukit itu menjadi nyata karena diterangi oleh cahaya matahari. Cahaya
mewujudkan yang gelap menjadi benda-benda yang nyata.
Sesungguhnya cahaya hanya satu jenis
saja dan datangnya dari sumber yang satu jua. Begitu juga halnya pandangan mata
hati. Mata hati melihat banyaknya hakikat karena banyaknya hakikat yang
tercermin dari ragam Cahaya Ilahi, sedangkan Cahaya Ilahi datangnya dari
cahaya yang satu yang bersumberkan Zat Yang Maha Esa.
Kegelapan yang menutupi mata hati
menyebabkan hati terpisah daripada kebenaran. Hatilah yang tertutup sedangkan
kebenaran tidak tertutup. Dalil atau bukti yang dicari bukanlah untuk
menyatakan kebenaran tetapi untuk mengeluarkan hati dari lembah kegelapan
kepada cahaya yang terang benderang. Cahayalah yang menerangi atau membuka
hijab hati.
Nur Ilahi adalah cahaya yang
menerangi hati dan mengeluarkannya dari kegelapan serta membawanya untuk
menyaksikan sesuatu dalam keadaannya yang asli. Apabila cahaya Ilahi sudah
membuka tirai dan cahaya terang telah bersinar maka mata hati dapat memandang
kebenaran dan keaslian yang selama ini disembunyikan oleh alam nyata. Semakin
terang cahaya Ilahi yang diterima oleh hati akan menambah jelas kebenaran yang
dapat dilihatnya.
Pengetahuan yang diperolehi melalui
pandangan mata hati yang bersumber dari Cahaya Ilahi dinamakan ILMU LADUNI ATAU ILMU
YANG DITERIMA DARI ALLAH SWT SECARA LANGSUNG. KEKUATAN ILMU YANG DIPEROLEHI
BERGANTUNG KEPADA KEKUATAN HATI MENERIMA CAHAYA ILAHI.
Para pejalan spiritual awal yang
hatinya belum cukup bersih, maka cahaya Ilahi yang diperolehinya tidak begitu
terang. Oleh itu ILMU LADUNI yang diperolehinya masih belum mencapai peringkat
yang halus. Pada tahap ini hati terkadang masih mudah goyah dan sewaktu-waktu
mengalami kekeliruan. Kadang-kadang hati masih cenderung menuju yang
samar-samar dan abu-abu.
Orang yang tataran spiritualnya pada
peringkat ini memang perlu mendapatkan bimbingan dan penjelasan dari ahli
makrifat yang ilmunya lebih tinggi. Apabila hatinya semakin bersih cahaya Ilahi
semakin bersinar meneranginya dan dia mendapat ilmu yang lebih jelas. Lalu
hatinya menghadap kepada yang lebih benar, sehinggalah dia menemui kebenaran
hakiki.
TERBUKANYA MATA HATI MEMPERLIHATKAN KEPADA ANDA AKAN KEBERADAAN ALLAH.
KESAKSIAN MATA HATI MEMPERLIHATKAN KEPADA ANDA KETIADAAN DIRI SELAIN WUJUD NYA.
KESAKSIAN HAKIKI MATA HATI MEMPERLIHATKAN KEPADA ANDA BAHWA HANYA TUHAN YANG
WUJUD, TIDAK TERLIHAT LAGI KETIADAAN DAN WUJUD ANDA.
Apabila hati sudah menjadi bersih
maka hati akan menyinarkan cahayanya. Cahaya hati ini dinamakan Cahaya Qalbu.
Ia akan menerangi AKAL lalu AKAL dapat memikirkan dan merenung tentang HAKIKAT
KETUHANAN yang menguasai alam dan juga dirinya sendiri. Renungan akal terhadap
dirinya sendiri membuatnya menyadari perjalanan hal-hal ketuhanan yang
menguasai dirinya. Kesadaran ini membuatnya merasakan dengan mendalam betapa
dekatnya ALLAH dengannya.
Lahirlah di dalam hati nuraninya
perasaan bahwa DIA sentiasa mengawasi gerak-gerik kita, mendengar pembicaraan
dan mengetahui bisikan hati kita. Jadilah dia seorang yang CERMAT, ELING DAN
WASPADA.
Di antara sifat yang dimiliki oleh
orang yang sampai kepada MARTABAT ini ialah:
1. CERMAT DALAM MELAKSANAKAN HUKUM TUHAN.
2. HATI TIDAK CENDERUNG KEPADA HARTA, CUKUP DENGAN APA YANG
ADA DAN BAHAGIA BILA BISA MEMBANTU ORANG LAIN DENGAN
HARTA YANG DIMILIKINYA.
3. BERTAUBAT DENGAN SEBENARNYA (TAUBAT NASUHA) DAN TIDAK KEMBALI
LAGI KEPADA KEJAHATAN.
4. RUHANINYA CUKUP KUAT UNTUK MENANGGUNG KESUSAHAN DENGAN SABAR DAN
BERTAWAKAL
5. KEHALUSAN RUHANINYA MEMBUATNYA MERASA MALU KEPADA TUHAN DAN
MERENDAHKAN DIRI KEPADA-NYA
SAJA.
Orang yang taat kepada perintah-NYA
senantiasa kuat melakukan ibadah dan meningkatlah kekuatan ruhaninya. Dia akan
kuat untuk menyerahkan semua urusan kehidupannya kepada TUHAN saja. Dia tidak
lagi takut apapun yang menimpanya. Dia tidak lagi tergantung kepada sesama
makhluk. Hatinya teguh dan ikhlas dengan semua ketentuan-NYA.
BAHAYA dan BENCANA SEHEBAT APAPUN
tidak lagi menggugat imannya dan KENIKMATAN DUNIA tidak lagi
menggelincirkannya. Baginya SUKA dan DUKA, BENCANA dan KEBERUNTUNGAN sama saja,
karena ini takdir yang SUDAH DITENTUKAN TUHAN untuknya dan takdir-NYA kepada
kita pasti yang terbaik.
Orang yang seperti ini sentiasa di
dalam penjagaan TUHAN karena dia telah menyerahkan dirinya kepada TUHAN juga.
TUHAN menganugerahi orang ini dengan kemampuan untuk melihat dengan mata hati
dan bertindak melalui Petunjuk Laduni, tidak lagi melalui pikiran, kehendak
diri sendiri atau angan-angan. Pandangan mata hati kepada hal ketuhanan memberi
kesan kuat kepada hatinya (kalbunya). Dia mengalami suasana yang menyebabkan
dia menafikan perwujudan dirinya dan diisbatkannya kepada Wujud ALLAH.
Suasana ini timbul akibat hakikat
ketuhanan yang dialami oleh hati.. Dia MERASAKAN benar-benar akan keesaan Allah
bukan sekadar mempercayainya. Hakikat sesungguhnya hanya bisa dialami dengan
mata hati. Mata hati melihat atau menyaksikan keesaan TUHAN dan hati merasakan
akan keadaan keesaan itu. Mata hati hanya melihat kepada Wujud-NYA, tidak lagi
melihat kepada wujud dirinya.
Orang yang di dalam suasana seperti
ini telah transenden dari sifat-sifat kemanusiaan. Orang yang mencapai tingkat
ini dikatakan telah mencapai maqam TAUHID SIFAT. Hatinya jelas merasakan bahawa
tidak ada yang berkuasa melainkan DIA dan segala sesuatu datangnya dari ALLAH.
Yang perlu digarisbawahi, bahwa
perjalanan spiritual manusia akan melalui beberapa tingkatan dalam proses
mengenal Tuhan. Pada tahap pertama terbuka mata hati dan cahaya Qalbu memancar
menerangi akalnya. Seorang yang akalnya diterangi cahaya Qalbu akan melihat
betapa dekatnya TUHAN. Dia melihat dengan ilmunya dan mendapat keyakinan yang
dinamakan ILMUL YAQIN.
Pada tahap keduanya mata hati yang
telah terbuka. Seseorang tidak lagi melihat denganmata ilmu tetapi melihat
dengan mata hati dan mata hati memandang itu dinamakan KASYAF. KASYAF
MELAHIRKAN PENGENALAN ATAU MAKRIFAT. Seseorang yang berada di dalam maqam
makrifat dan mendapat keyakinan melalui kasyaf dikatakan memperolehi keyakinan
yang dinamakan AINUL YAQIN. Pada tahap AINUL YAQIN seseorang telah menceburkan
diri di wilayah kegaiban segala sesuatu termasuk dirinya sendiri.
Masalah
Aku adalah allah dari para sufi
Oleh saifuddin ibnu abd hafid aliah
ibnu k.h.djamaluddin aliah (kali barru )berkata :didalam penelitian dari
ajaran syekh siti jenar ..perlu disadari bahwa setelah melihat
penjabarannya atas ilmunya mendapatkn suatu kekeliruan yang dilakukan
sebagaimana yang tertera dikitabnya di mana dari wajib dan diwajibkan
dirubah kehal yang baru yang tak ada tuntunannya sebagai hamba allah dan umat
muhammad rasulullah saw..dari apa2 yang telah diciptakan olehnya dengan
merintis hal baru dengan mengganti sahadat dengan sahadat sesyahidan dengan
pengakuan sendiri yang lagi bukan lagi umat muhammad dan hamba allah dia
sendiri allah dan muhammad cahayanya,,,,membuat hal baru atau mengubah bacaan
alqur2an di dalam sholat dengan bacaan bacaan bukan berdasarkan alqur2an kecuali
alfatihah...sholat satu rakaat sesyahidan dengan bacaan sendiri...
Rasulullah bersabda;barang siapa yang berbuat
sesuatu yang baharu dalam syariat ini yang tidak sesuai dengannya maka ia
tertolak(HR.Bukhari dan Muslim)
maka perlu kita kehati hatian
menyikapi dari apa maksud dari apa ilmu yang dilakukannya dengan
pengetahuannya..karna sebagai hamba dan umat muhammad saw pastilah tak ingin
bercerai berai dengannya..dan takut jatuh oleh kehancuran dari pada
kekufuran(kecuali itu rahasia allah)wallahu a’lam...semoga allah
merahmatinya...
Ini sangat jelas sudah jauh dari
pada kebenaran dari rasulullah sebagai Hamba Allah swt ,maka bagi yang
mengenai ajaran diatas perlu Hati2 dan jauhkan dari pada terjadi dosa yang
sangat besar dengan kekufuran ..janganlah anda melakukan pekerjaan sesuatu yang
jika itu sia2 yang tak ada mampaatnya apalagi itu berunsur
bi’dhah......sebagian dari pada itu baiklah untuk jadi pelajaran dan pengajaran
dengan sesuatu yang bisa diterima dengan dalil akal dan mistikal berdasarkan
alqur2an dan hadist dan kerohanian..
Mengenai pengakuan Ana al haq
AKU (allah ) dari ajaran syekh siti jenar sangat bertentangan dengan syariat
ahlulsunnah waljaamaah,,tapi dari pada kalangan sufi ahlulsunnah waljamaah
sebagian pemahaman ada pada itu artinya benar adanya ya
AKU ini (allah),,sebagaimana sabda
rasulullah;didalam tubuh anak cucu nabi adam ada segumpal daging, didalamnya
ada hati, didalam hati ada buah hati, didalam buah hati ada nyawa,didalamnya
ada nurullah didalamnya ada rahasia didalamnya ada AKU....
tapi perlu di ketahui perbedaan kalangan sufi memaknai AKU itu sangat berbeda2 ...saya sendiri membenarkan apa di maksud tentang AKU (akulah allah)dengan melalui proses pemahaman yang melalui tingkat keilmuan dengan kebenaran hakiki sareat,tariqah,hakikat,ma’rifat..dengan hakikat yang nyata dari allah azza wajalla..
tapi perlu di ketahui perbedaan kalangan sufi memaknai AKU itu sangat berbeda2 ...saya sendiri membenarkan apa di maksud tentang AKU (akulah allah)dengan melalui proses pemahaman yang melalui tingkat keilmuan dengan kebenaran hakiki sareat,tariqah,hakikat,ma’rifat..dengan hakikat yang nyata dari allah azza wajalla..
itulah yang dimaksud pengenalan pada
tuhannya sehingga kita mengenal diri ,,artinya ia
juga (allah)..
Tetapi tentang AKU (aku allah)pada
setiap insan bukanlah allah swt(pencipta)tetapi AKU Allah hanyalah Ciptaan yaitu NURULLAH (ilmunya/kuasanya)artinya yang dimaksud baharu
yaitu Hamba,dan semua yang namanya ciptaan adalah hamba allah,,
‘’tuhan tetaplah tuhan dan hamba tetaplah hamba,bedakan itu dan jangan memutar balikkan, jauhkanlah dirimu
dari pada kekufuran ,,Dia sendiri menciptakan di
dalam dirinya sehingga kamu ada Artinya asalku
dari kesatuan yang ada yang tidak berawal dan tidak berakhir ,tetapi adanya
diriku karna aku diciptakan dengan satu kelahiran dan dengan akhir kematian..(hai’atul
maknun) kalaupun kenyataan ia mengatakan AKU ini tanpa disadari ia
mengatakannya maka itu rahasia allah atas hambanya ..wallahu a’lam
Wassalam...................................quicaq
al ghoibi malenngank dilangit
PENJELASAN
ATAS SYARIAT,THARIKAT,HAKIKAT,DAN MA’RIFAT
Pahamkan
sabda Nabi Muhammad Rasulullah s.a.w : maksudnya kira kira
Syariat itu
adalah beberapa perkataanku
Thariqat itu
adalah pekerjaanku
Hakikat itu
adalah beberapa kelakuanku
Marifat itu adalah pokok hartaku,
kita
disuruh menegakkan syariat sesuai dengan firmannya :
LIKULLING
JA’ALNA MINKUM SYIR’ATAN WAMINHA JAN
(Q.s
Al-Maidah ayat 48)
Maksudnya
: Kami jadikan syariat peraturan bagi kamu dan Jalan
Kita
disuruh ber tharikat,sesuai firmannya :
ALLASTAQAMUU
‘ALATTHARIQATI LA ASQAENAHUM MMA AN GHADAQAN...(Qs.Al jin Ayat 16).
Artinya
: Dan jika Kamu Tetap atas,Thariqat,sesungguhnya kami tuangi
mereka dengan air ‘ilmu hikmah.kita disuruh
berhakikat,sesuai Dengan( Q.s Al Araaf ayat 131 )yang artinya :
Diantara ummat yang dijadikan allah mereka mendapat petunjuk dari AL HAK (Hakikat)dan dengan Hakikat ,mereka
dapat berbuat keadilan .kita disuruh bermarifat sesuai dengan firmannya :
FA’LAM
ANNAHU LAILAHAILLALLAH (QS.MUHAMMAD ayat 19)..
Maksudnya
Kira kira : Hendaklah kamu ber makrifat
(mengenal Allah)sesudah engkau mengetahui ilmu makrifatullah hendaklah engkau
baca lailahaillallah..
Yang dimaksud dengan ilmu syariat adalah ‘barang yang bergantung ‘amal badaniah dari segala hukum
yang lahir,seperti puasa,zakat,Hajji dan lain2,,
Yang dimaksud dengan Tharikat ialah dengan ilmu dan amal seumpama “kelakuan Nafsiah “Rohaniah
dan barang yang bergantung dengan Sirr(Rahasia)Taubat
Wara,zuhud,Muqarrabah,Tawakkal,Ridha,Taslim,dan Mengetahui Sifat2 Madzmumah dan
sifat2 Mahmudah..
Yang di maksud dengan Hakikat dapat Memandang Allah..dengan Nur yang ditaruhkan Allah dalam Hati Kita
Yang di maksud dengan Makrifatullah adalah yaitu di
kenal Allah Tuhan yang Maha Esa dari pada Jalal Dan jamalnya dengan
pandangan Kasyaf yang tidak berkehendak lagi kepada Dalil dan Burhan..
Kerjakanlah apa yang disuruh Nabi,dan Hentikanlah larangan Nabi,Berarti kita
telah bersyariat seperti syariat Nabi,bekerjalah seperti kerja Nabi,berarti
kita bertharikat seperti tharikat Nabi,Berkelakuanlah seperti kelakuan
Nabi ,berarti kita berhakikat seperti Nabi,,,ingatilah (kenal)akan
Allah’’berdasarkan Qur’an Dan hadist Nabi,,berarti Ma’rifat kita kepada
Allah,,telah sama marifat kita kepad Nabi Muhammad S.a.w...kita kumpulkan
pengetahuan kita dalam bidang syariat,lantas kita Amalkan,itulah yang dikatakan
Tharikat:Ujung jalan (Tharikat)sampailah ia kepada Hakikat:setelah Dapat isi
Hakikat itulah dikatakan Makrifat...
Sembahyang Syariat
lengkap sarat dan rukunnya dan Hukum hukumnya yang takluk pada sembahyang Sedangkan sembahyang tharikat
berjalan Rohani (mi’raj)dari awal Takbiratul Ikhram sampai salam pertama..
Sembahyang Hakikat
yaitu Mendapatkan Isi (natijah)nya
Sembahyang Ma’rifat Merasai’’Rasa
lezat Mengenal Allah Dalam Sembahyang ,,itulah yang dikatakan Al Unsubillah
(senang kepada Allah),dikatakan Juga Jamalul Unsu Billah (keindahan jinak hati
kepada Allah)..Agar kita tetap dalam syariat ,tharikat,Hakikat,Ma’rifat.tetaplah
pada 7 berpegangan yaitu :
1.Berpegang pada kitab Allah(al Qur’an)
2.Mengikuti Sunnah Rasulullah
3.Memakan Yang Halal
4.Menahan Diri Dari pada Menyakiti Manusia
5.Menghentikan segala maksiat Lahir dan Bhatin
6.Berkekalan Taubat
7.menunaikan Segala Hak
Ketahuilah Allah swt menciptakan segala2nya dengan berpasang pasangan
dengan suatu penyeimbangan dalam suatu penyempurnaan atas ciptaannya:yaitu
syariat dan hakikat (lahir dan bathin)malam dan siang,kasar halus,suami
istri,laki perempuan,suka duka ,benci rindu,..dll....
Janganlah anda hanya
bersyariat saja tanpa keseimbangan dari pada hakikat bathin,,karna itulah yang
sebenar benarnya ilmu dari pada kebenaran sejati...jika anda hanya mengambil
salah satunya berarti tiada sempurnalah sejatinya ilmu dalam kebenaran..PAHAMILAH
SAUDARA..sebagaimana firman Allah :“
Dan segala sesuatu kami
ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS.
Adz Dzariyat: 49)
“Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yaasiin36).
“Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS. Yaasiin36).
Untuk pengkajian anda benarkah tidaknya ruh
itu ada dimana mana dengan Ruh satu Orang
Roh Orang
Mati yang mendapat derajat kewalian ia bisa kemana2 ,,,,bahkan dalam
kekeramatan atas ilmunya atas kuasa allah ia pun bisa banyak oleh ciptaannya
yang menyerupai dirinya sebagaimana khodam khodam atau pendamping baik dari
berkahnya doa dan ayat2 ilmu ilmu Allah yang ditempatkan pada ayat ayat atau
kepunyaan ilmu tersebut....salah satunya contoh dari doa nabi khidir as atau
lainnya jika ada beberapa orang mengamalkan ilmunya semuanya hadir (ruhnya
)yang punya ilmu yang di amalkannya sehingga dari setiap orang yang
mengamalkannya ia dapat di bilang banyak sekali ruh Yang
sama(khodam Penjaga)dengan Ruh satu Orang Saja ,,setelah dengan pengetahuan
dengan pengenalannya Atas Ilmu Allah Ternyata itupun hanya Nurnya saja
atau( Ilmunya) sedangkan Aslinya tetap ada Pada Maqamnnya Tempat Rahasia
Allah.yaitu pada asalnya dari para nabi atau wali2 yang dikeramatkan,dan kuasa
atas segala sesuatu atas izin Allah,,maka iapun jadi banyak ...sebagaimana kita
tahu Allah ada dimana-mana (dzat Nur atau Ilmunya /ciptaannya) tetapi allah itu
adalah Satu...begitu juga Atas ciptaan hambanya.........wallahu a’lam
Fahamilah ianya dengan
baik pengertian ini wahai saudara-saudaraku yang dikasihi. Pengertian esa itu
yang aku maksudkan untuk sebenar-benarnya. Semoga kita terselamat daripada
kehidupan beranasirkan syirik dan kejahilan diri.
Seperti kata Ahlu'l -Suluk (Hakikat)
:
"Man
'abada'l-isma duna'l-ma'na fa qad kafara..."
Artinya : "Barangsiapa
menyembah nama tiada dengan artinya (makna), maka bahawasanya telah kafirlah
ia..."
"Wa
man 'abada'l-ma'na duna'l-isma fahuwa mushrik..."
Artinya : "Barangsiapa
menyembah arti tiada dengan nama, maka ia itu menduakan..."
"Wa
man 'abada'-isma wa'l-ma'na fahuwa munafiq..."
Artinya : "Barangsiapa
menyembah nama dan arti (nama), maka ia itu munafiq..."
"Wa
man taraka'l-isma wa'l-ma'na fahuwa mu'minu haqqan."
Artinya : "Barangsiapa
meninggalkan nama dan arti (nama), maka ia mu'min yang sebenar-benarnya."
Adapun fana' itu, pada ibarat, ialah
melenyapkan segala ghairullah. Jika orang fana' lagi tahu akan
fana'nya, maka adalah belum lagi ia fana', kerana fana' itu pada ibarat hapus daripada ghairullah.
Apabila belum hapus daripada ghairullah, belum fana'lah hukumnya. Apabila hapus daripada ghairullah nescaya yang menyembah itu pun lenyap, disembah pun lenyap daripada rasanya, yakni menjadi esa iaitu tiada lenyap sekali-kali. Adapun kepada suatu ibarat, fana' itu "syirik" kepada Allah Ta'ala, kerana si 'asyiq tiada berwujud. Apabila tiada berwujud fana' hukumnya, kerana kepada hakikat Ia Sendiri-Nya, tiada lain.
fana'nya, maka adalah belum lagi ia fana', kerana fana' itu pada ibarat hapus daripada ghairullah.
Apabila belum hapus daripada ghairullah, belum fana'lah hukumnya. Apabila hapus daripada ghairullah nescaya yang menyembah itu pun lenyap, disembah pun lenyap daripada rasanya, yakni menjadi esa iaitu tiada lenyap sekali-kali. Adapun kepada suatu ibarat, fana' itu "syirik" kepada Allah Ta'ala, kerana si 'asyiq tiada berwujud. Apabila tiada berwujud fana' hukumnya, kerana kepada hakikat Ia Sendiri-Nya, tiada lain.
Seperti sabda Rasulullah SAW :
"'Araftu rabbi bi rabbi." Artinya : "Kukenal Tuhanku dengan
Tuhanku."
"La yara'l-Laha ghayra'llah." Artinya : "Tiada melihat Allah
melainkan Allah."
"Ma'arafa'l-laha ghayra'llah." Artinya : "Tiada mengenal Allah lain
daripada Allah."
"Ra'aytu rabbi bi'ayni rabbi." Artinya : "Kulihat Tuhanku dengan mata
Tuhanku."
Rasulullah sebelum menerima wahyu tentang sholat ia sebelumnya
selalu menyepi di Gua Hira Dan Bertauhid Zikirullah Mengingat
Allah(Bertafakkur) dan Bermunajat.......
Mari kita rujuk ayat-ayat ilahi dan
hadits-hadits Rasulallah saw. mengenai ruh-ruh orang yang telah wafat.
Firman Allah
swt.: “Janganlah kalian berkata; bahwa
orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup (dialam lain), tetapi kalian tidak menyadarinya”.(Al-Baqarah
: 154)
Dan
firman-Nya: “Janganlah kalian mengira
bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati. Bahkan mereka itu hidup
disisi Tuhannya dan mereka memperoleh rizki (kenikmatan besar)” (
Ali Imran : 169)
Semoga para ahli Ma’rifat (ladunny) memberikan pencerahan atas ini karna kita
ketahui rahasia ini sangat sedikit diketahui..ruh ruh atau khodam khodam
Malaikat Malaikat dan yang di takutkan adalah jin Qorin yang bisa menyerupai dari
para wali wali allah...
Wassalam............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar